Gregoria Mariska French Open Awal Turnamen yang Meyakinkan
Gregoria Mariska French Open Mengawali turnamen dengan status unggulan ketujuh, Gregoria berhasil menyingkirkan lawan-lawan tangguh dari berbagai negara. Kepercayaan diri Gregoria terlihat jelas lewat variasi serangan dan footwork yang tajam.
Lanjut ke babak kedua, ia menghadapi tantangan berat dari Chen Yu Fei, unggulan ketiga asal Tiongkok. Namun, Gregoria tampil tanpa rasa gentar. Dalam pertandingan ketat yang berlangsung selama lebih dari satu jam, Gregoria sukses menang rubber game dan membuktikan dirinya sebagai pesaing serius untuk gelar juara.
Tembus Semifinal dengan Performa Apik
Langkah Gregoria tak berhenti di situ. Di perempat final, ia berjumpa dengan wakil Korea Selatan, An Se Young. Meskipun sempat kehilangan gim pertama, Gregoria bangkit di gim kedua dengan permainan agresif dan fokus luar biasa.
Ia tidak mudah terpancing oleh reli panjang dari An Se Young, dan lebih memilih bermain aman sambil menunggu kesempatan menyerang. Strategi ini berhasil membuahkan hasil dan mengantar Gregoria ke semifinal untuk pertama kalinya di French Open.
Pertemuan keduanya berlangsung penuh emosional, karena Gregoria sebelumnya belum pernah menang atas Intanon dalam lima pertemuan terakhir. Namun, dengan semangat dan kepercayaan diri yang tinggi, ia tampil dominan dan menang dua gim langsung.
Gregoria Mariska French Open Final Dramatis dan Harapan yang Tertunda
Final French Open 2025 menjadi panggung utama bagi Gregoria. Laga ini menjadi duel klasik dua gaya bermain berbeda: kecepatan dan ketangguhan Yamaguchi melawan kelincahan serta kecerdikan Gregoria.
Pertandingan berlangsung ketat sejak awal. Gim kedua menjadi milik Yamaguchi, yang bangkit dengan permainan menyerang dan tidak banyak melakukan kesalahan sendiri. Pertandingan pun harus ditentukan lewat rubber game.
Gim ketiga berjalan sangat intens. Kedua pemain saling mengejar angka hingga skor 19-19. Namun sayangnya, dua kesalahan kecil dari Gregoria menjadi titik balik kemenangan Yamaguchi. Gregoria harus puas sebagai runner-up setelah kalah tipis 19-21 di gim penentuan.
Meski gagal membawa pulang gelar juara, pencapaian Gregoria tetap luar biasa. Ia menjadi tunggal putri Indonesia pertama yang mampu menembus final French Open sejak era Susy Susanti. Tak heran jika publik dan media memberikan apresiasi tinggi atas perjuangannya.
Baca Juga: Teknik Smash Kuat dalam Badminton yang Harus Dikuasai
Peningkatan Performa dan Masa Depan Cerah
Performa Gregoria di French Open 2025 menjadi bukti nyata bahwa dirinya telah berkembang pesat, baik secara teknik maupun mental. Ia kini bukan lagi pemain yang mudah goyah ketika tertekan, melainkan atlet yang tahu bagaimana mengelola pertandingan secara taktis.
Pelatih pelatnas tunggal putri, Rionny Mainaky, menyatakan bahwa hasil ini merupakan buah dari latihan keras dan komitmen Gregoria dalam memperbaiki kekurangannya. Fokus pada penguatan fisik dan variasi serangan disebut sebagai kunci peningkatan performa dalam beberapa bulan terakhir.
Di sisi lain, pencapaian ini juga menambah poin Gregoria dalam ranking BWF dan memperbesar peluangnya untuk lolos ke Olimpiade Paris 2026.
Dukungan dari masyarakat dan pecinta bulu tangkis tanah air pun semakin besar. Banyak yang berharap Gregoria bisa menembus batas dan mencetak sejarah baru, bukan hanya di turnamen level Super Series, tetapi juga di ajang kejuaraan dunia dan olimpiade.
Kesimpulan
Perjuangan Gregoria Mariska Tunjung di French Open 2025 adalah refleksi dari kerja keras, kedewasaan bermain, dan semangat pantang menyerah. Meski gagal meraih gelar juara, pencapaiannya membawa harapan besar bagi kebangkitan tunggal putri Indonesia. Dengan performa seperti ini, bukan tidak mungkin Gregoria akan segera mencatatkan sejarah baru dalam waktu dekat.